UNIVERSITAS INDONESIA
MAKALAH SAINS KEPERAWATAN
HUBUNGAN TEORI/MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN DENGAN FILOSOFI DAN PARADIGMA
KEPERAWATAN
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
I GEDE NYOMAN ARDI SUPARTHA
|
1406522986
|
ARIE JEFRY KA’ARAYENO
|
1406522670
|
MEGAWATI SIBULO
|
1406523124
|
DYAH UNTARI
|
1406522784
|
HASMI
|
1406597066
|
MURNI SARI DEWI SIMANULLANG
|
1406597204
|
PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Keperawatan merupakan disiplin
profesional yang dikenal
melalui bidang keilmuan spesifik dan nilai tentang komitmen sosial dan sifat
layanannya. Keperawatan muncul dengan perspektif unik yang didasarkan pada
perkembangan filosofi, riwayat masa lampau dan cakupan praktik
keperawatan yang terus meluas. Selain
itu, pandangan global yang dianut oleh mayoritas kelompok ilmu keperawatan membentuk suatu susunan yang mengatur hubungan
di antara beberapa teori guna mengembangkan
model konseptual dan teori – teori keperawatan sebagai kerangka kerja pemberian
layanan keperawatan secara komprehensif.
Dalam disiplin ilmu
keperawatan, pengetahuan ilmiah terdiri atas prinsip, teori, dan model
konseptual, serta temuan penelitian dari keperawatan dan disiplin terkait (Parker,
2005).
Model konseptual
keperawatan diharapkan dapat menjadi kerangka berfikir perawat, sehingga
perawat perlu memahami beberapa konsep ini sebagai kerangka konsep dalam
memberikan asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan. Pengembangan teori di
keperawatan adalah bagian yang perlu dikerjakan untuk memajukan disiplin ilmu
pengetahuan keperawatan.
Teori keperawatan
menunjukkan fenomena yang menarik yang di kemukakan, mengikuti banyak
pertimbangan, sehingga logis, konsisten dan disesuaikan dengan penemuan empiris
dan didefinisikan secara operasional.
1
|
1.2
Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum :
Mampu memahami, menjelaskan, dan menganalisa pengembangan empiris tentang
model konseptual dan teori keperawatan serta hubungannya dengan falsafah, dan
paradigma keperawatan.
1.2.2 Tujuan Khusus :
Makalah ini dibuat dengan
tujuan :
1. Menjelaskan pengembangan empiris
tentang model konseptual dan
teori keperawatan.
2. Menjelaskan tingkatan pengembangan teori keperawatan.
3. Menganalisa
hubungan model konseptual atau teori keperawatan dengan falsafah dan paradigma
keperawatan.
1.3
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan
makalah ini adalah:
BAB
I
|
:
|
Pendahuluan meliputi latar belakang, tujuan, dan
sistematika penulisan
|
BAB
II
|
:
|
Tinjauan
konsep meliputi pengembangan
empiris model konseptual keperawatan dan tingkat pengembangan teori
keperawatan
|
BAB III
|
:
|
Pembahasan tentang analisis
hubungan model konseptual /
teori keperawatan dengan filosofi dan paradigma keperawatan
|
BAB IV
|
:
|
Penutup
meliputi kesimpulan dan saran
|
3
|
TINJAUAN KONSEP
2.1
Pengembangan Empiris Model Konseptual Keperawatan
Sebuah analisis terminologi digunakan untuk
menggambarkan pengetahuan tentang keperawatan saat ini yang meliputi komponen :
metaparadigma, filosofi,, model konseptual, teori, dan indikator empiris (Fawcett,
2005).
2.1.1
Metaparadigma
Metaparadigma didefinisikan sebagai konsep global
untuk mengidentifikasi fenomena yang terkait disiplin ilmu, dan secara umum
digunakan sebagai dasar dalam menggambarkan hubungan antar beberapa konsep (Fawcett,
2005).
Metaparadigma adalah suatu ungkapan atau sekelompok
ungkapan untuk mengidentifikasi fenomena yang saling berhubungan.
Metaparadigma merupakan konsep yang paling abstrak
dalam disiplin ilmu keperawatan (yang terdiri dari manusia, lingkungan,
kesehatan, dan keperawatan) serta beberapa konsep yang ada masuk ke dalam
setiap model konseptual berdasarkan filosofi model tersebut (Alligood, and Tomey , 2010)
Paradigma merupakan
suatu diagram konseptual berupa struktur
- struktur yang digunakan untuk mengorganisasikan teori. Berdasarkan definisi tersebut, maka metaparadigma keperawatan digunakan
sebagai dasar dalam mempelajari beberapa konsep keperawatan berdasarkan filosofi
model yang digunakan sedangkan paradigma keperawatan
memberi arahan kepada perawat dalam menyikapi dan menyelesaikan berbagai
persoalan yang melingkupi profesi keperawatan seperti aspek pendidikan dan
pelayanan keperawatan serta kehidupan profesi.
2.1.2
Filosofi
Filosofi
dapat didefinisikan sebagai ungkapan yang mencakup pengakuan secara ontology
mengenai fenomena dalam suatu disiplin ilmu, epistomologi menjelaskan bagaimana
fenomena tersebut dapat dikenal dan secara etik tentang apa yang menjadi nilai
dalam setiap disiplin ilmu.
Secara ontology filosofi keperawatan memandang adanya
manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan. Secara epistomologi filosofi
keperawatan memberikan beberapa informasi tentang bagaimana seseorang mampu
mempelajari dunia dan bagaimana fenomena tersebut dapat diketahui. Epistomologi
secara langsung memberikan penjelasan pengetahuan tentang manusia, lingkungan,
kesehatan, dan keperawatan dapat dikembangkan.
2.1.3
Model Konseptual
Model konseptual didefenisikan sebagai kumpulan konsep
yang umum dan abstrak dengan menempatkan fenomena suatu disiplin ilmu, Dalil
yang secara luas menggambarkan konsep tersebut yang secara umum dan abstrak
berhubungan dengan dua atau lebih konsep.
Model
konseptual memberikan perspektif atau kerangka kerja sebagai pola pikir kritis
dan acuan dalam membuat keputusan bagi perawat. (Tomey and Alligood, 2010). Model konseptual digunakan sebagai
kerangka konsep kerja yang mengarahkan suatu pandangan keperawatan dalam
tindakan yang akan dilakukan dalam memberikan asuhan, menjadikan perawat peka
terhadap apa yang terjadi dalam memberikan asuhan keperawatan.
Model
konseptual biasanya
dikembangkan melalui tiga tahap yaitu konseptual/formulasi, formalisasi model
dan validasi, prosesnya dapat dilakukan
secara empiris atau intuitif, deduktif atau induktif. Model konseptual menggambarkan
asumsi, keyakinan, nilai dari pengembang model terhadap fenomena yang diamati.
Model konseptual terdiri dari enam unit yaitu apa tujuan keperawatan, bagaimana
konseptualisasi klien, apa peran sosial
perawat, apa masalah/kesukaran sumber, apa intervensi yang dilakukan dan
konsekuensi yang diinginkan (Peterson & Bredow, 2004).
2.1.4
Teori
Teori didefinisikan sebagai satu atau lebih konsep
yang spesifik dan konkrit yang diperoleh dari sebuah model konseptual, dalil yang
ada secara sempit menjelaskan tentang konsep, dan dalil yang ada secara konkrit
dan spesifik berhubungan dengan dua atau lebih konsep.
Ada banyak teori yang telah ditemukan meliputi atomistic theory, grand theory, macro
theory, micro theory, middle-range theory, mid-range theory, practice theory,
praxis theory, dan theoretical
framework (Fawcett, 2005).
Draper 1991 dalam Fountouki (2008) menjelaskan bahwa “nursing theory is a tool”. Pernyataan
ini menekankan bahwa teori keperawatan sangat diperlukan. Drapper berfokus pada
dua tujuan, dari teori keperawatan, pertama
teori keperawatan sebagai kerangka dalam memahami beberapa bagian dari
keperawatan di dunia dengan mengidentifikasi fenomena relevan yang patut untuk
diuji. Kedua, mengidentifikasi tugas khusus keperawatan seperti mendalilkan
sebuah teori keperawatan yang ideal untuk dapat diaplikasikan.
Ada banyak teori keperawatan yang telah diformulasikan
sejak tahun 1970an yang dipelajari dan dipraktekkan oleh perawat setelah itu
direvisi dan dimodifikasi. Teori keperawatan harus dikembangkan dengan
menggunakan komponen teori keperawatan sebagai berikut :
1. Konsep, diperoleh dari persepsi individu atau berdasarkan
pengalaman individu. Teori keperawatan
menekankan pada 4 konsep utama yang dikenal sebagai konsep paradigma yang
meliputi individu, lingkungan, derajat kesehatan/penyakit, dan keperawatan.
2. Definisi
yaitu penjelasan atau gambaran teori , konsep ataupun komponen-komponen yang
menyusun teori tersebut. Pernyataan di dalam teori tersebut dapat
diklasifikasikan sebagai defenisi yang berhubungan dengan konsep tertentu.
Dimana defenisi memberikan penjelasan tentang konsep, hubungan pernyataan
yang menegaskan hubungan antara dua bagian atau lebih konsep atau variable.
(Alligood dan Tomey, 2010).
3. Proposisi
didefinisikan sebagai pernyataan dua konsep atau lebih yang menegaskan sebuah
teori dengan mendeskripsikan, menjelaskan, dan memprediksikan. Pernyataan
proposisi dapat bersifat relasional maupun nonrelasional. Pernyataan relasional
dapat berupa korelasi atau kausal. Pernyataan nonrelational meliputi deskripsi
tentang sifat dan dimensi konsep mengenai suatu istilah. (Meleis dalam Peterson
and Bredow,2004).
4. Asumsi
merupakan pernyataan yang menjelaskan tentang konsep-konsep atau menggabungkan
konsep-konsep. Merumuskan sebuah teori
dalam menjelaskan dan memprediksikan fenomena.
Dalam
perkembangan teori keperawatan saat ini,
terdapat beberapa pandangan yang mempengaruhi teori keperawatan itu sendiri.
Diantaranya yaitu:
No
|
Penyusun
Teori
|
Tujuan
Keperawatan
|
Kerangka
Kerja Praktik
|
1
|
Hildegard E.Peplau
(1952)
|
Untuk mengembangkan
interaksi antara perawat dan klien (Peplau, 1952)
|
Keperawatan
adalah proses yang penting terapeutik dan interpersonal (Peplau,1952).
Keperawatan
berpartisipasi dalam menyusun struktur sistem asuhan kesehatan untuk
memfasilitasi kondisi yang dialami dan kecenderungan manusia untuk
mengembangkan hubungan interpersonal (Mariner Tome, 1994)
|
2
|
Ernestine
Wiedenbach
(1964)
|
Untuk membantu
individual dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan kemampuan untuk
memenuhi tekanan atau kebutuhan yang dihasil dari suatu kondisi, lingkungan,
situasi atau waktu (Torres, 1986)
|
Praktik keperawatan
berhubungan dengan individu yang memerlukan bantuan karena adanya stimulasi perilaku.
Keperawatan klinik memiliki komponen seperti filosofi, tujuan, praktik, dan
seni (Chinn & Jaccobs, 1995)
|
3
|
Myra Estrin Levine
(1966)
|
Untuk melakukan
konservasi kegiatan yang ditujukan untuk menggunakan sumber daya yang
dimiliki klien secara optimal
|
Model adaptasi
manusia ini sebagai bagian dari satu kesatuan yang utuh didasarkan oleh
“empat prinsip konservasi keperawatan” (Levine 1973)
|
Teori
keperawatan juga terdiri dari konsep
dan proporsi. Konsep
telah didefenisikan dengan spesifik dan preposisi sedikit lebih fokus dibanding model
konseptual. Perkembangan teori mencakupi isi dan proses (Peterson & Bredow,
2004). Isi teori mencakup komponen-komponen teori yang berkontribusi terhadap
pembentukan teori, yaitu
konsep, defenisi, pernyataan hubungan dan rasional dari hubungan tersebut.
(Tomey & Alligood, 2010).Proses perkembangan teori
terdiri dari eksplorasi, analisis konsep, membangun hubungan dalam praktek
(Chin & Jacobs, 1983 dalam Paula & Kenney, 2009).
Sistem
Penyusunan Teori :
proses
|
Aktivitas
|
produk
|
Eksplorasi
|
Mengidentifikasi nilai kepercayaan dan asumsi:
·
Apa yang sebenarnya
dilakukan perawat (tindakan, keterampilan), dan untuk siapa (individu,
keluarga dan komunitas)?
·
Kapan (dalam kondisi
seperti apa)?
·
Dimana (di lingkungan
seperti apa)?
·
Bagaimana (peran
praktis, penelitian)?
|
Filosofi keperawatan
|
Analisis konsep
|
Mengidentifikasi dan menguraikan
konsep utama:
·
Keperawatan –
tindakan, interaksi , proses
·
Klien – individu,
keluarga dan komunitas
·
Kesehatan –
pemeliharaan, penvegahan, pemulihan
·
Lingkungan – Rumah
sakit, komunitas, klinik
|
Identifikasi konsep
|
Membangun hubungan
|
Teori deskriptif
Menjelaskan interelasi diantara konsep tetapi
hubungan tersebut tidak dengan jelas didefenisikan diantara semua konsep
|
Model konseptual
|
Menguji hubungan
|
Teori Ekplanatorik
Menjelaskan intelerasi diantara konsep utama,
namun demikian keadekuatan hubungan secara logis dan empiris membutuhkan
penjelasan lebih jauh
|
Kerangka kerja teoritik
|
Memvalidasi hubungan dalam praktik
|
Teori prediktif dan preskroptif
Memberikan serangkaian konsep yang saling
berhubungan dan pernyataan relasi yang loogis dan sesuai dengan pengujian
empiric dan yang menjelaskan atau memprediksi fenomena
|
Teori
|
Sumber: (Chin & Jacobs, 1983
dalam Paula & Kenney, 2009)
Metode
yang digunakan dalam pengembangan teori keperawatan yaitu deduktif, induktif,
dan retroduktif
(Tomey & Alligood, 2010):
a. Deduktif
merupakan bentuk penalaran logis
dari umum ke spesifik. Proses ini melibatkan sederetan pernyataan teoritis yang
diperoleh dari pernyataan – pernyataan umum atau aksioma. Hubungan – hubungan
teoritis yang abstrak digunakan untuk memperoleh hipotesis empiris yang
spesifik (theory then research strategy).
b. Induktif
merupakan bentuk penalaran dari spesifik beralih ke umum. Kejadian – kejadian
khusus diamati dan dianalisis sebagai landasan untuk merumuskan pernyataan
teoritis umum (research then research
strategy ).
c. Retroduktif
yaitu menggabungkan deduksi
dengan induksi. Retroduktif menggunakan analogi yang menghasilkan teori. Para
ahli teori memperbaiki pengembangan teori ketika mereka mengalihkan aspek –
aspek materi atau struktur teori tersebut ke dalam bidang mereka untuk
membentuk suatu teori baru.
Selama
perkembangannya, teori telah diklasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria. Berdasarkan
levelnya teori terdiri dari: grand
theory, middle range theory dan practice theory (Marton dalam McKenna,
1977; Peterson & Bredow 2004), berdasarkan tingkat keabstrakan dan keluasannya
yaitu grand theory cakupannya luas dan bersifat lebih abstrak namun kurang abstrak
dibandingkan konseptual model. Dan middle range theory yang lebih konkrit dan
lebih jelas cakupannya (Fawcett 2005).
Berdasarkan
cara kerjanya dibagi menjadi empat tipe yaitu nursing theory philosophies, nursing conceptual models, nursing
theories, dan middle range nursing theories (Tomey & Alligood, 2010;
Chinn Maeona & Kramer, 2008).
Berdasarkan
tujuan teori dibagi menjadi factor
isolating theories (descriptive), factor – relating theories(explanatory),
situation – relating theories (predictive),situation – producting theories
(prescriptive) (Dickhoff & James, 1995 dalam Peterson & Bredow ,
2004). Sementara itu Waljkker dan ayant (1995) dalam McKenna (1997)
mengidentifikasi empat level teori yaitu matatheories,
grand theory, mid – range theory dan practice theory.
2.1.5 Indikator Empiris
Paula J. Christensen
dan Jannet V. Keney (2009)
menjelaskan
pengetahuan empiris atau pengetahuan ilmiah didasarkan pada bukti-bukti
objektif yang didapatkan melalui pengindraan, dimana hal tersebut membutuhkan
validasi dan verifikasi. Dalam disiplin ilmu keperawatan, pengetahuan ilmiah
terdiri atas prinsip, teori, dan model konseptual, serta temuan penelitian dari
keperawatan dan disiplin terkait.
Para
ahli juga menjelaskan bahwa empirisme adalah suatu aliran dalam ilmu filsafat
yang menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman manusia dan
mengecilkan peranan akal. Ada dua ciri pokok empiris yaitu : teori tentang
makna dan teori pengetahuan.
Teori Pertama yaitu teori makna, pada aliran
empirisme biasanya dinyatakan sebagai teori tentang asal ilmu pengetahuan, yaitu
asal usul idea atau konsep. Pada abad pertengahan teori
ini diringkaskan dalam rumus nihil est in intellectu quod non prius
fuerit in sensu (tidak ada sesuatu di dalam
pikiran kita selain di dahului oleh
pengalaman). Sebenarnya pernyataan ini
adalah pernyataan tesis Locke yang terdapat di
dalam bukunya An essay
concerning human understanding
yang
diterbitkannya tatkala ia menentang ajaran idea bawaan / innate idea pada orang-orang rasionalis.
“Jiwa itu, tatkala
orang dilahirkan, keadaannya kosong, laksana kertas putih atau tabula rasa,
yang belum ada tulisan diatasnya, dan setiap idea yang diperolehnya mestilah
datang dari pengalaman”
John
Locke (1690)
Teori Kedua yaitu teori pengetahuan, mengenai teori ini kaum
empiris berbeda pendapat dengan kaum
rasionalis. Kaum rasionalis berpendapat bahwa ada beberapa kebenaran umum
seperti setiap kejadian tentu mempunyai sebab, dasar-dasar matematika, dan
beberapa prinsip dasar etika, dan kebenaran-kebenaran itu benar dengan sendirinya yang dikenal dengan
istilah kebenaran a priori / secara harafiah diartikan dari yang terakhir, frasa
(Latin) ini digunakan sebagai sinonim untuk metoda penalaran induktif yang
diperoleh lewat intuisi rasional itu. Namun kaum empiris menolak pendapat
tersebut, menurul kaum empiris tidak ada intuisi rasioanl itu. Semua kebenaran
yang disebut tadi adalah kebenaran yang diperoleh lewat observasi / kebenaran a posteriori, secara harafiah diartikan
sejak yang pertama, biasa frasa (Latin) ini digunakan sebagai sinonim untuk
metoda penalaran deduktif.
Kemudian tinjauan empiris
juga melakukan evaluasi terhadap kelebihan model konseptual dalam situasi
praktik keperawatan, dan sebuah tinjauan sistematik pada aplikasi dan hasil
dari penerapannya. Carper (1987) dalam Fitzpatrick 1989 juga mengemukakan,
sebagai tambahan pada penilaian empiris, didalamnya juga terdapat estetika atau
“art of Nursing”, serta etika atau “the moral knowledge of nursing” dan
personal sebagai intuisi untuk proses memahami.
Pada disiplin ilmu
keperawatan hasil pengujian empiris dari
falsafah menghasilkan model-model
konseptual, sementara pengujian empiris terhadap model konseptual akan
menghasilkan hal yang lebih konkrit yaitu teori-teori
keperawatan.
2.2
Tingkat Pengembangan Teori Keperawatan
Potter
& Perry (2001) menjelaskan teori keperawatan
mengalami perkembangan dari masa ke masa yang ditujukan untuk penerapan teori
yang sesuai dengan kondisi praktik,
meliputi : Philosophical
theory, grand theory, middle range theory, dan practice theory.
Philosophical Theory
merupakan karya awal yang mendahului era teori dan menyajikan makna umum dari
keperawatan dan fenomenanya melalui penalaran logis dan penjelasan ide
(Alligood, 2010). Penjelasan lengkap untuk masing-masing jenis teori adalah
sebagai berikut:
1.
Metatheory
Metatheory
bersifat abstrak dan umum. Metatheory
difokuskan pada filosofi dan pertanyaan-pertanyaan metodologi yang dihubungkan
dengan perkembangan teori-teori dasar keperawatan. Metatheory kadang disebut juga philosophical
theory. Philosophical theory
merupakan pernyataan yang mendukung tuntutan ontologi tentang fenomena sebagai
pusat perhatian suatu disiplin, tuntutan epistemik tentang bagaimana fenomena muncul dan
tuntutan etik tentang nilai suatu disiplin ilmu (Fawcett, 2005).
Metatheory memberikan
panduan bagaiman cara menggeneralisasi, menggunakan dan menguji teori, tapi
tidak bisa diberlakukan terhadap dirinya sendiri (McKenna, 1997). Teori para
pakar yang termasuk dalam metatheory atau
philosophical theory adalah: Nightingale: modern nursing, Watson:
Watson’s philosophy and theory of transpersonal caring, Benner: caring,
clinical wisdom and ethics in nursing practice, Martinsen: philosophy of caring
dan Erikcsson: tehory of caritative
caring (Tomey & Alligood, 2010)
Berdasarkan uraian di atas, kelompok mengartikan metatheory sama dengan philosophical theory merupakan teori yang bersifat abstrak yang menunjukkan
keyakinan dasar disiplin keperawatan dalam memandang manusia sebagai mahluk
biologis, dan respon manusia dalam keadaan sehat dan sakit serta berfokus
terhadap respon mereka terhadap suatu situasi.
2. Grand
Theory
Grand
theory merupakan satu
atau beberapa konsep yang spesifik yang didapatkan dari model konseptual, preposisi yang didapatkan dari konsep tersebut dan preposisi tersebut nyata dan hubungan
yang spesial antara dua
konsep atau lebih. Grand theory kurang
abstrak dan lebih spesifik dibanding model konseptual tetapi tidak se-konkrit
dan sespesifik middle range theory (Fawcett,
2005). Grand theory merupakan teori
yang cakupannya luas dan kompleks, terdiri dari kerangka kerja konseptual
global yang mendefinisikan perspektif praktek keperawatan dan melibatkan
perbedaan cara dalam melihat fenomena keperawatan, memuat konsep yang menggabungkan
teori-teori dengan cakupan lebih kecil (Tomey & Aligood, 2010).
Grand
theory menyebutkan tujuan, misi dan aturan nursing care yang dihasilkan dari observasi/insight. Tujuan dari grand theory adalah untuk mengatur beberapa informasi dan mengidentifikasi
konsep atau point penting serta menghubungkannya dengan praktik keperawatan.
Manfaat grand theory adalah sebagai alternatif panduan untuk praktik
selain tradisi/intuisi, kerangka kerja untuk pendidikan dengan mengusulkan
fokus dan struktur kurikulum, dan bantuan untuk profesional keperawatan dengan
menyediakan dasar praktek (McKenna, 1997).
Meskipun grand theory masih sangat abstrak dan
normatif sehingga sulit untuk
mengaplikasikannya secara empiris,
namun grand teory lebih mudah
dijadikan dasar untuk perkembangan dari middle
range theory dan teori praktis yang lebih spesifik. Berdasarkan sebab
inilah grand theory berhasil memenuhi
fungsi penting sebagai pembeda keperawatan dari profesi lain dan menyediakan
legitimasi untuk ilmu pengetahuan keperawatan (Peterson & Bredow, 2004).
Contohnya, dari model konseptual Rogers’s
Science of Unitary Human Beings dihasilkan tiga grand theory yaitu Theory of
Accelerating Evolution, Theory of Rhythmical Correlates of Change, dan Theory
of Paranormal Phenomena (Fawcett, 2005). Contoh grand theory lainnya yaitu King’s
theory of goal attainment, Leininger’s theory of culture care and universality,
Newman ‘s theory of health as expanding consciousness, Orem’s self care deficit
theory, Parse’s theory of human becoming (Peterson & Bredow, 2004).
Berdasarkan uraian di atas, menurut kelompok grand theory merupakan teori yang masih bersifat abstrak dengan cakupan
yang masih luas, belum bisa secara langsung diuji secara empiris, tapi
merupakan dasar bagi perkembangan teori yang lebih spesifik.
3.
Middle
Range Theory
Fawcett (2005) menggambarkan middle range theory sebagai teori yang lebih konkret dari grand theory dan memberikan batasan
konsep dan preposisi dengan relatif lebih konkret dan spesifik. Middle range theory memberikan cara
penyelesaian masalah dan dapat diuji secara empiris. Middle range theory membantu praktek dengan memfasilitasi pemahaman
tenatng perilaku klien, saran intervensi dan memberikan penjelasan untuk
keefektifan intervensi (Peterson
& Bredow, 2004).
Setiap middle range
theory menyebutkan fenomena yang spesifik dengan lebih kongkrit atau kurang
kongkrit dibanding middle range theory
lainnya yang menggambarkan apa itu fenomena, menjelaskan mengapa fenomena
terjadi atau memprediksi bagaimana cara fenomena terjadi, sehingga middle range theory dapat dibedakan
menjadi tiga tipe yaitu descriptive
theory, explanatory theory dan predictive
theory. 1)
Desciptive theory merupakan tipe paling dasar dari middle
range theory,
menggambarkan atau
mengklasifikasikan sebuah fenomena dan mungkin hanya mencakup satu fenomena
atau konsep saja.
Contohnya Peplau’s theory of
interpersonal realtionship. 2) Explanatory theory merupakan teori yang menjelaskan hubungan
antara dua atau lebih konsep. Contohnya Watson’s theory of human caring. 3) Predictive Theory menjelaskan lebih luas
tentang hubungan antara konsep–konsep atau pengaruh satu konsep terhadap konsep
lainnya. Tipe
ini menunjukkan bagaimana perubahan- perubahan dalam suatu fenomena terjadi.
Contohnya Orlando’s theori of
deliberative nursing process (Fawcett, 2005). Contoh middle range theory lainnya yaitu Pender’s health promotion in nursing
practice, Beck’s postpartum depression theory, dll (Peterson & Bredow, 2004).
4. Practice Theory
Practice theory
lebih spesifik dan jelas cakupannya dibanding middle range theory, teori pada level ini juga didefinisikan juga
sebagai prescriptive theory,
situations-spesific theory, dan micro
theory. Practice theory menetukan
tindakan atau intervensi keperawatan yang cocok untuk mencapai tujuan tertentu,
fokus pada fenomena keperawatan yang spesifik dengan memberikan arahan langsung
pada praktek keperawatan dan mempunyai pernyataan teoritis yang jelas,
hipotesis dengan menguraikan kejelasan fenomone. Practice theory menyediakan kerangka kerja untuk intervensi
keperawatan dan memprediksi hasil dan efek dari praktek keperawatan itu sendiri
(Peterson & Bredow, 2004).
Practice theory
berkembang dari middle range theory, pengalaman
praktik keperawatan dan uji empiris. Pengalaman praktik klinis perawat dapat
menjadi sumber utama untuk pengembangan practice
theory keperawatan. Kedalaman dan kompleksitas teori keperawatan
digambarkan dan dijelaskan melalui apresiasi secara mendalam terhadap fenomena
keperawatan dan hubungan antara aspek pada situasi keperawatan (McKenna, 1997).
Contoh Practice theory yaitu bonding attachment theory, therapeutic
touch, exercise as selfcare, caring for patient with chronic skin disease,
quality of care, dll (Peterson & Bredow, 2004).
Secara
ringkas, tingkatan pengembangan teori dapat dijelaskan sebagai berikut :
Philosophical theory
|
·
Falsafah
keperawatan merupakan karya awal yang mendahului era teori.
·
Falsafah
berkontribusi untuk pengetahauan keperawatan dengan memberikan arahan untuk
disiplin dan membentuk dasar untuk keilmuan professional, yang mengarah
kepada pemahaman teotitis baru
|
Grand theory
|
·
Cakupannya
luas dan kompleks.
·
Membutuhkan
penelitian yang spesifik sebelum dapat sepenuhnya diuji cobakan.
·
Tidak
memberikan panduan terhadap intervensi keperawatan yang spesifik, namun
memberikan kerangka kerja struktural dan ide yang abstrak
|
Middle range theory
|
·
Cakupannya
lebih terbatas dan kurang abstrak
·
Menjelaskan
fenomena spesifik atau konsep dan mencerminkan praktik keperawatan
|
Practice
Theory
|
·
Lebih
tidak abstrak, lebih spesifik dan cakupannya lebih sempit dibandingkan dengan
middle range theory.
·
Berorientasi
pada suatu tindakan nyata untuk tujuan yang spesifik.
·
Fokus
kepada fenomena keperawatan spesifik yang mencerminkan praktik klinis dan
hanya terbatas kepada populasi atau bagian dari situasi pada teori
|
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Analisis
Hubungan Model Konseptual /
Teori Keperawatan dengan Filosofi dan Paradigma Keperawatan
Model konsep maupun teori keperawatan
yang didasari filosofi sangat erat hubunganya dengan paradigma keperawatan. Penerapan
konsep maupun teori keperawatan harus selalu dikawal oleh paradigma, sehingga
interaksinya jelas dan terarah. Interaksinya adalah sebagai berikut :
FALSAFAH
KEPERAWATAN
|
PARADIGMA
KEPERAWATAN
|
MODEL KONSEPTUAL
|
GRAND
THEORY
|
MIDDLE
RANGE THEORY
THEORY
|
PRACTICE THEORY
|
ABSTRAK
|
METATHEORY
|
Hub.
Langsung
|
Panduan
|
Klarifikasi
|
Pengujian
Praktik
|
Memperbaiki
|
Materi
|
18
|
KONKRET
|
Dari skema tersebut terlihat bahwa
terdapat hubungan yang saling terkait antara model konseptual / teori keperawatan dengan filosofi dan
paradigma keperawatan, dimana falsafah keperawatan merupakan sistem nilai yang
mendasari munculnya beberapa teori seperti Methatory, Grand
theory, Middle range theory, dan Practice
theory.
Falsafah keperawatan sebagai keyakinan dasar dalam menerapkan teori
keperawatan terhadap metaparadigma keperawatan yang terdiri dari manusia, lingkungan,
kesehatan dan keperawatan. Dalam hal ini paradigma dapat dijadikan parameter
dasar dan kerangka kerja untuk mengatur sebuah disiplin ilmu pengetahuan, hal
ini berarti paradigma keperawatan akan memberikan banyak kontribusi terhadap
pengembangan teori-teori keperawatan. Fungsi paradigma selain sebagai parameter
adalah untuk mengidentifikasi batas-batas materi subjek yang menjadi perhatian sebuah
disiplin ilmu, paradigma juga memberikan kesimpulan intelektual dan tujuan
sosial dalam penerapan disiplin ilmu.
Falsafah keperawatan yang merupakan
landasan dasar praktik keperawatan harus dimiliki oleh setiap perawat sebagai
pedoman untuk berfikir, mengambil keputusan dan bertindak. Falsafah ini juga
terkait dengan model konseptual keperawatan,
yang diaplikasikan melalui metode ilmiah akan menghasilkan teori-teori keperawatan
baru. Teori-teori yang awalnya bersifat abstrak akan menjadi konkret dengan
melalui penelitian menggunakan metode ilmiah, sehingga penerapanya dapat sesuai
dengan tujuan.
Pada skema di atas digambarkan bahwa grand theory yang merupakan konsep paling abstrak karena hanya
terdiri dari konsep global yang menguraikan perspektif yang luas tentang
praktek dan cara melihat fenomena keperawatan. Untuk menerapkan teori tersebut
dalam praktik keperawatan masih perlu penjabaran lebih spesifik .
Untuk menjembatani kesenjangan antara grand theory dengan nursing practice maka muncullah pemikiran tentang middle range theory yang dapat
dimanfaatkan untuk riset dan praktik. Peterson, Bredow (2004) dalam riset middle range theory digunakan sebagai
panduan dalam memilih variabel dan pertanyaan-pertanyaan penelitian. Dalam
praktik middle range theory
memfasilitasi pemahaman terhadap prilaku klien, menekankan intervensi, dan
menjelaskan tingkat efektifitas sebuah intervensi. Melalui penelitian ilmiah middle range theory ini akan menjadi
lebih spesifik dan aplikatif yang dijabarkan dalam nursing practice.
Meskipun teori keperawatan relevan untuk
praktik keperawatan tetapi tidak semua teori dapat diterapkan dalam praktik.
Marriner-Tomey (1994) mendeskripsikan tentang teori bahwa “theoritical models of reality, often a reality that is not directly
observable”. Teori keperawatan dibuat berdasarkan kondisi sesungguhnya di masyarakat, namun keadaan yang
sesungguhnya sering tidak diobservasi secara langsung, sehingga tidak semua
teori keperawatan dapat diaplikasikan secara langsung pada tatanan praktik. Penerapan teori-teori keperawatan masih
memerlukan kerangka kerja yang lebih nyata dan lebih aplikatif, hal ini dapat
dilakukan dengan pemilihan yang teliti sehingga dapat menentukan intervensi dan
tujuan perawatan yang tepat.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas,
maka kesimpulan makalah adalah :
1.
Falsafah
Keperawatan yang meyakini manusai
sebagai individu yang unik dan holistik dan
melalui Model
konseptual keperawatan yang berlandaskan paradigma keperawatan (manusia, sehat,
kesehatan dan lingkungan) pada akhirnya akan melandasi lahirnya teori – teori keperawatan mulai dari yang
paling abstrak (grand theory) sampai
dengan teori yang lebih konkret dan aplikatif (practice theory).
2.
Teori-teori keperawatan akan
selalu berkembang
melalui pengalaman empiris yang menunjang masing-masing bidang dan tujuan utama
teori keperawatan. Proses pengembangan teori keperawatan dapat meliputi pengujian
teori, memperbaiki teori maupun memodifikasi serta menggunakan penelitian dalam
penerapan teori tersebut.
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :
1.
Perawat diharapkan mampu mengembangan ilmu yang
menjadi satu kewajiban dilandasi dengan ilmu pengetahuan /
body of knowledge, falsafah dan paradigma keperawatan.
2.
Perawat
diharapkan
mampu terus mengembangkan riset dan menelaah teori
keperawatan guna meningkatkan
kualitas layanan
kesehatan / asuhan keperawatan.
21
|
DAFTAR
PUSTAKA
Aligood, Martha
R & Tomey, Marriner A,. (2014). Nursing
Theorists and Their Work 8th ed. St.Louis : Mosby Inc, USA
Aligood, Martha
R & Tomey, Marriner A, . (2008). Nursing
Theories Utilization and Application 3rd ed. St.Louis : Mosby
Inc, USA
Chinn & Kramer.
(1995). Fundamental Of Nursing.
Loussiana :Delmar a division of Thomson Larning. Inc,USA
Fountouki A, & Theofanadis D. (2008). Nursing Theory A discussion on an ambiguous concept. The
International Journal of Caring Sciences vol 1 issue 1. http:www.internationaljournalofcaringsciences.org,
diunduh tanggal 24 September 2014.
Fawcett, Jacqueline. (2005). Contemporary Nursing Knowledge; Analisys and Evaluation of Nursing
Models and Theories. Philadelphia : Davis Company, USA.
Locke, J. (1690). An
Essay Concerning Human Understanding. Pennsylvania State University, USA.
Meleis, Afaf
Ibrahim. (2007). Theoritical
Nursing; Development and Progress. Philadelphia : Lippincott Williams&
Wilkins, USA
Parker, Marilyn E.(2005). Nursing Theories and Nursing Practice. Philadelphia ; Davis Company,USA.
Peterson, Sandra J and Bredow, Timothy S. (2004). Middle
Range Theory application to Nursing Research.
Philadelphia : Lippincott Williams& Wilkins, USA.
Best casinos for online slots - Lucky Club
BalasHapusIn this article, we'll explain everything you need to know luckyclub about the casino site for players, and which slots are popular. So, start with the best slots